Selasa, 03 Februari 2009
href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CBOBONI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml">
020209
Sedikit rinduku pada musik jazz. Tompi dengan L-O-V-E, Bibus dengan Love-Love-Love, Ari dengan I Think of You, RAN dengan D’ Inspiration.
Walau aku hanya tahu sedikit soal musik jazz. Yang aku tahu, musik jazz mampu membawaku ke dunia lain. Aku bisa merasakan bebasnya mereka memainkan musik kalian, dengan cara-cara mereka sendiri. Bagaimana mereka mengkombinasikan berbagai alat musik yang berbeda dan khas. Terompet, piano, petikan gitar yang khas, tarikan nada dan helaan nafas itu.
Tanpa ada musisi-musisi seperti mereka wahai yang agung di dunia jazz. Aku tak kan bisa melepas penat dengan musik jazz racikan mereka sendiri. Sebelum kutemukan jazz, sudah kujelajahi mulai dari R ‘n B, keroncong, pop, slow rock, hard rock. Hingga kutemukan jazz yang empuk di telingaku. Layak kunyanyikan sesuai karakterku yang tak ingin diatur dengan pathokan-pathokan tertentu dalam bermusik. Seperti yang kutangkap dari dari musik jazz khususnya milik Pak Tompi.
Sampai saat ini, aku tak bisa meng-show all up-kan musik jazz kepada para sahabatku, kekasih tercintaku. Aku ingin menikmati musik jazz bersama mereka. Inilah musik yang harus kutunjukkan pada mereka. Ini adalah musik yang enak. Aku yakin kalian suka. Tapi sekian lama aku menyanyikannya, tak ada yang mengerti. Seperti bisu ditelan arus mayoritas. Aku berada dalam kaum minoritas.
Aku takkan pernah bisa menikmati bersama mereka kalau mereka tak tahu dan tak suka. Padahal aku sangat ingin. Bagaimana jika satu-satunya musik penenang adalah musik jazz sementara di saat-saat aku terpuruk sangat, aku tak mampu menyanyikannya sendiri, dengan mulutku. Dan tak ada yang mampu menyanyikannya untukku. Kecuali komputerku yang tak berperasaan ini yang akan menyanyikannya.
Sebentar lagi kangmas akan meninggalkanku ke bangku perguruan tinggi. Tak kan ada yang benar-benar mengertiku seperti dia. Pengorbanannya padaku yang sangat besar tak kan mampu kubalas. Satu-satunya keinginan terpendamku. Aku ingin mempersembahkan untuknya lagu jazz kesukaanku. Padanya di hari perpisahan kami nanti. Perpisahan secara simbolik. Dimana aku ingin ada sesuatu yang berkesan untuknya.
Perpisahan hampir tiba. Tak ada yang kutinggalkan untuknya. Tak ada. Walau aku menyanyi pun tak sanggup karena aku tak punya suara yang merdu untuk didengarkan. Padahal telah ia tinggalkan kesan untukku, menyanyikan ‘Ketahuan-Matta’, ‘Jangan Lupakan-Nidji’. Apa yang bisa aku tinggalkan untuknya? Kecuali...
Terlalu kuat bayangmu, berbekas di hatiku
Terlalu indah dirimu tuk kubiarkan berlalu
Teduh kurasa cintamu, bersemi dan tumbuh kembali
Kuingin dirimu tetap di sini di hati ini (Mencintai, Memiliki Dirimu-Ari ft Tompi)
Meski langit terbelah, cintaku hanya kamu
Di sini ada aku slalu mencintaimu (Hanya Kamu-Bibus)
Oh, kekasih didadaku tersimpan hatimu
Yang selalu menghiasi lembayung senjaku
Dan kini kutahu kau hadir hanya untukku
Engkaulah cintaku (Hanya Untukmu-RAN)
0 komentar:
Posting Komentar